Okokan adalah salah suatu alat
musik bunyi-bunyian yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu yang dilobangi
hampir menyerupai kentongan, tetapi didalamnya diisi pemukul yang disebut
palit. Alat bunyi-bunyian ini umumnya dipasang pada binatang piaraan seperti
sapi atau kerbau, yang berfungsi sebagai penghias atau tanda hewan tersebut,
okokan ini akan mengeluarkan irama tertentu jika diayun-ayunkan, okokan seperti
ini ukurannya relative kecil. Sebagai suatu kelompok masyarakat yang agraris
yang selalu dekat dengan tradisi bercocok tanam, okokan juga dipakai sebagai
sarana hiburan ataupun acara ritual yang berbau magis.
Okokan ini tidak dipasang pada
binatang piaraan, tetapi dikalungkan langsung pada leher orang dan di
ayun-ayunkan, kegiatan ini biasanya diperagakan untuk upacara tertentu dan
menghibur diri sambil menunggu musim panen tiba.
Dahulu oleh penduduk desa, Okokan
diberi nama Bandungan. Alat ini dipakai oleh petani untuk mengalungi ternaknya
(sapi), lebih-lebih setelah para petani habis membajak tanahnya, dan kegiatan
di lading sudah tidak ada, maka diselenggarakanlah balapan sapi yang memakai
Bandungan. Secara religious alat ini juga dipakai untuk mengusir roh-roh jahat,
terbukti setiap sehari sebelum Hari Raya Nyepi alat ini dipakai untuk ngerebeg
keliling desa. Sehingga sampai sekarang alat ini selalu dipakai untuk sarana
pengerebegan baik saat-saat ada upacara mecaru agung seperti mebalik sumpah
maupun acara agama lainnya.
Kesenian Okokan terdiri dari
beberapa alat musik tradisi yang diambil dari alat-alat yang dipakai para
petani seperti :
1. Okokan yaitu kalong keroncongan sapi
2. Teng – teng yaitu bekas cangkul petani
3. Kulkul yaitu alat yang dipakai untuk
menghalau burung atau tetengeran di ladang oleh petani.
Gambelan Okokan juga dilengkapi
alat-alat musik Bali lainnya untuk menambah indah dan uniknya suara Okokan,
antara lain gong, kendang, tawa-tawa, dan lain-lainya.
Disamping pada acara-acara religius Okokan juga dipentaskan saat-saat
ada event-event di tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti Pesta Kesenian
Bali, Parade senja dan lain-lain. Bahkan sering juga dipentaskan di Hotel untuk
menghibur para tamu yang ingin menikmati kesenian tradisi. Dalam pementasan
kesenian okokan mengambil cerita Cupak, dimana diceritakan di suatu wilayah
terkena bencana gering karena ulahnya Garuda. Okokan dipakai warga untuk
ngerebeg, dan berkat bantuan Cupak, Garuda bisa dikalahkan sehingga wilayah itu
menjadi aman dan tentram.
Disini kami menyediakan berbagai
model okokan tradisional. Tentu saja dari bahan-bahan dengan kualitas pilihan. Kami
sudah menjual berbagai macam ke pelosok daerah Bali khususnya di Tabanan. Untuk
jenis dan model bahan bisa ditentukan sendiri hanya dengan memberi contoh
desain model okokan yang diinginkan. Untuk pemesanan minimal 10pcs akan
mendapatkan potongan harga 20%. Untuk per 1pcsnya kami beri harga normal yaitu
Rp.850.000 - Rp. 1.750.000 tergantung model bahan dan desainnya dengan target penyelesaian 2 hari tergantung model desain yang
diinginkan, semakin bagus maka semakin lama membutuhkan waktu untuk proses
pembuatannya, tetapi disini kami paling lama membutuhkan waktu hanya 4 hari
untuk 3 buah okokan.
Untuk pengiriman kami melayani ke
seluruh daerah bali dan biaya pengiriman tergantung pada jarak lokasi yang
ditempuh. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut bisa melalui email: wahyuwiadnyana770@gmail.com. Jika
berminat untuk datang ke tempat kami bisa mengunjungi kami di Wahyu Art Shop
Tabanan Bali yang bertempat di Jln.Mengesta, Penebel, Br. Piling. Disini tersedia
contoh-contoh okokan yang sudah siap dikirim.




No comments:
Post a Comment