Dalam seni karawitan kekebyaran,
hingga saat belum diketahui secara pasti kapan instrumen suling masuk sebagai
bagian barungan gamelan tersebut. Munculnya gamelan gong kebyar sebagai salah
satu bentuk ensambel baru dalam seni karawitan Bali pada abad XIX, tidak
dijumpai adanya penggunaan suling dalam komposisi-komposisi kekebyaran yang
diciptakan. Penyajian komposisi ”kebyar” yang dinamis, menghentak-hentak serta
pola-pola melodi yang ritmis tidak memungkinkan bagi suling untuk dimainkan di
dalamnya. Sebagai salah satu contoh, dalam komposisi ”Kebyar Ding”, yang
diciptakan pada tahun 1920-an tidak terdengar tiupan suling. Ini dapat
dijadikan salah satu indikator bahwa pada awal munculnya gamelan gong kebyar,
suling masih berfungsi sebagai instrumen sekunder dan belum menjadi bagian yang
penting dalam sebuah komposisi.
Dewasa ini, telah terjadi
pergeseran atau perubahan fungsi beberapa instrumen yang terdapat dalam
barungan gamelan gong kebyar. Salah satu perubahan tersebut adalah semakin
berkembangnya fungsi instrumen suling dalam barungan gamelan tersebut,dan pada
beberapa barungan gamelan lainnya termasuk gamelan gong kebyar suling berfungsi
sebagai instrumen ”pemanis” lagu dan memperpanjang suara gamelan, sehingga
kedengarannya tidak terputus. Dalam fungsinya itu, suling hanya menjadi
instrumen pelengkap dalam arti bisa dipergunakan ataupun tidak sama sekali.
Sebagai salah satu tonggak penting
perkembangan fungsi suling dalam komposisi kekebyaran, dapat disimak dari salah
satu komposisi yaitu Tabuh Kreasi Baru Kosalia Arini, yang diciptakan oleh I
Wayan Berata dalam Mredangga Uttsawa tahun 1969, dimana dalam komposisi
tersebut mulai diperkenalkan adanya penonjolan permainan suling tunggal.
Terjadinya perkembangan fungsi suling tersebut merupakan salah satu fenomena
yang sangat menarik dimana suling yang pada awalnya memiliki fungsi sekunder
yaitu instrumen pendukung, berkembang menjadi instrumen primer yaitu instrumen
utama.
Sebagaimana terjadi dalam
perkembangan komposisi tabuh kekebyaran saat ini, suling memiliki peran yang
sangat penting dalam pengembangan komposisi kekebyaran dimana melodi yang
dimainkan tidak hanya terpaku pada permainan laras pelog lima nada, namun oleh
para komposer sudah dikembangkan sebagai jembatan penghubung hingga mampu
menjangkau nada-nada atau melodi menjadi lebih luas melingkupi berbagai patet
seperti tembung, sunaren bahkan mampu memainkan nada-nada selendro. Dari
pengembangan fungsi tersebut komposisi tabuh kekebyaran yang tercipta pada dua
dekade belakangan ini menjadi lebih inovatif dan kaya dengan nada atau melodi.
Adanya pengembangan fungsi
instrumen suling dalam komposisi kekebyaran terkadang menimbulkan fenomena yang
lebih ekstrim dimana dalam sebuah karya komposisi instrumen ini muncul sebaga
alat primer dan vital, tanpa kehadiran instrumen tersebut sebuah komposisi
tidak akan dapat dimainkan sebagaimana mestinya.
Disini kami menyediakan berbagai
model suling tradisional. Tentu saja dari bahan-bahan dengan kualitas pilihan. Kami
sudah menjual berbagai macam ke pelosok daerah Bali khususnya di Tabanan. Untuk
jenis dan model bahan bisa ditentukan sendiri hanya dengan memberi contoh
desain model suling yang diinginkan. Untuk pemesanan minimal 20pcs akan
mendapatkan potongan harga 20%. Untuk per 1pcsnya kami beri harga berbeda yaitu
mulai dari Rp.30.000- Rp.150.000 tergantung dengan bahan dan desain yang
diinginkan dengan target penyelesaian 1 hari tergantung model desain yang
diinginkan, semakin bagus maka semakin lama membutuhkan waktu untuk proses
pembuatannya, tetapi disini kami paling lama membutuhkan waktu hanya 3 hari
untuk 7 buah suling.
Untuk pengiriman kami melayani ke
seluruh daerah bali dan biaya pengiriman tergantung pada jarak lokasi yang
ditempuh. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut bisa melalui email: wahyuwiadnyana770@gmail.com. Jika
berminat untuk datang ke tempat kami bisa mengunjungi kami di Wahyu Art Shop
Tabanan Bali yang bertempat di Jln.Mengesta, Penebel, Br. Piling. Disini tersedia
contoh-contoh okokan yang sudah siap dikirim.
Contoh desain suling :





www.undhirabali.ac.id
No comments:
Post a Comment